Penulis: Ria M
Foto: Petani membersihkan lahan untuk persiapan masa tanam padi |
Lahan sawah ataupun ladang yang gersang sama-sama dapat ditanami padi. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan. Jika sawah memiliki tanah lembab sumber air melimpah, tanah ladang kering di daratan hanya mengandalkan tetesan air hujan.
Usai kemarau panjang seperti sekarang, masyarakat meyakini sangat bagus menanam padi karena curah hujan akan tinggi. Guna mengetahui perbedaan lebih lengkapnya, yuk langsung saja ikuti langkah-langkah berikut ini;
1. Tanah yang sudah kosong dibersihkan terlebih dahulu. Pastikan lahan bersih dari rumput kering dan sampah sisa tanaman seperti batang singkong, jagung, dan sisa-sisa dedaunan. Alat yang digunakan berupa sabit, golok, cangkul dan garok (cangkul yang memiliki gigi-gigi tajam). Cangkul digunakan untuk mencabut akar rumput. Sampah yang dibakar langsung bisa menjadi pupuk tambahan.
2. Menaburi tanah pupuk kompos beruba kotoran ayam, sapi, kambing, dan abu sisa pembakaran sampah organik.
3. Membajak; Menggemburkan dan meratakan tanah.
Proses ini tradisionalnya hanya dicangkuli, toh tanah media padi tidak perlu terlalu dalam seperti singkong atau jagung.
Kini banyak petani yang memilih memakai Rotari dalam menggarap lahan padi. Alat ini adalah traktor yang berfungsi menghancurkan tanah beserta rumput. Efisien, hemat waktu dan tenaga. Meski begitu banyak juga yang masih menggunakan cara tradisional yakni dengan mencangkul sendiri.
Ulangi dengan alat garuk, jika perlu bisa diulang lagi dengan sapu gerang (sapu lidi yang keras). Palu juga diperlukan untuk menghancurkan tanah yang keras. Sekarang tanah sudah siap dan bisa digarap ketika musim penghujan tiba.
4. Saat turun hujan, warga Desa Jati Datar, Kabupaten Lampung Tengah masih melestarikan budaya sambatan tajuk (gotong royong menanam padi) dimana warga saling membantu menanam padi satu sama lain. Cara menanam di daratan sangat mudah yakni tanah dilubangi atau akrabnya ditajuki dahulu. Disusul orang yang bertugas memasukan bibit ke lubang tersebut. Umumnya jumlah bulir yang dimasukkan antara tiga hingga lima butir saja.
Sementara itu orang di belakangnya lagi bertugas menutup lubang. Mudah, cukup dengan kaki yang menggaruk tanah disebelahnya sampai lubang tertutup tanpa dipadatkan.
Petani yang tergabung cukup banyak. Uniknya cara ini masih terus dilestarikan karena mengutamakan sisi kekeluargaan, gotong royong yang bahkan hemat ongkos karena gratis.
Meski begitu petani menghormati tenaga teman-temannya dengan menyuguhi makanan, minuman, dan camilan. Tak tanggung-tanggung menu utama adalah memotong ayam kampung. Ayam kampung dipilih sebab ayam potong tidakla umum bagi warga. Ayam kampung dinilai lebih istimewa. Terbayang ya keseruannya.
5. Usai masa tajuk selanjutny yaitu proses penyemprotan untuk menahan pertumbuhan rumput.
6. Besik/ngoret, nama kegiatan warga yang berarti membersihkan tanaman padi dari rumput. Alat yang digunakan hanyalah gatul (sejenis cangkul namun jauh lebih kecil)
7. Pemberian pupuk tertentu sesuai tahapan usia padi.
8. Pemanenan juga dilakukan bersama-sama. Teknik yang digunakan bervariasi. Ada yang menggunakan mesin blower besar, ada juga mesin bernama treser kecil manual digenjot kaki maupun digerakkan mesin.
Warga menggunakan alat tradisional berupa kayu yang sengaja dirangkai membentuk segitiga. Nantinya batang padi dipukul-pukulkan ke alat itu hingga bulir padi rontok.
Nah, itu dia tahap persiapan, penanaman, perawatan, hingga pemanenan tanaman padi di daratan bertanah kering. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Jauh dari Air, Begini Proses Menanam Padi di Daratan "